Ditulis oleh : Dwiky Eddo a.k.a Dwiky FMLovers
Press Conference
Tak kenal maka tak sayang.Sebuah peribahasa yang sudah tidak asing di telinga kita.Peribahasa yang mempunyai arti “Jika kita tidak memahami/mengerti/mengenal sesuatu hal (benda/orang) maka kita tidak akan tahu arti/maksud sesuatu hal tersebut” ,
maka dari itu izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.Nama saya adalah Dwiky Eddo Sulaksono.Di dunia maya khususnya di Facebook saya lebih dikenal dengan sebutan Dwiky FMLovers.Mengapa saya memberikan embel-embel FMLovers dibelakang nama saya?Judul diatas tampaknya sudah mewakili pertanyaan tersebut.Tahun 2014 ini usia saya menginjak usia 21,sebuah usia yang masih bisa dikatakan wonderkid di FM :v.Saya lahir dan besar disalah satu kota besar di Indonesia.Sebuah kota yang dikenal ramah akan masyarakatnya.Sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota pelajar dan kota budaya.Sebuah kota yang mempunyai jargon kota istimewa.Sebuah kota didalamnya terdapat klub sepakbola bernama PSIM. Siapa lagi kalau bukan,Kota Ngayogyakarta Hadiningrat (Yogyakarta)
Pra Musim – Awal Mula Pertemuan Dengan Football Manager
Football manager,sebuah game bergenre simulation/strategy yang didalamnya hanya berisi angka dan statistik.Game yang membuat orang awam seketika langsung memalingkan mukanya ketika mendengar nama game tersebut. Game yang menjadikan orang biasa langsung bosan ketika pertama kali memainkannya.Sebuah game dimana kita hanya melihat sekumpulan benda bulat bergerak mengelilingi kotak persegi panjang,mungkin jika dianalogikan layaknya kita bermain sebuah karambol bedanya benda bulat tersebut bergerak sendiri bukan kita yang menggerakannya.Tidak menarik.Cukup dua kata untuk mewakili hati para orang awam terhadap game Football Manager.Itulah mengapa game ini selalu ‘terpinggirkan’, kalah popularitas dibanding game sepakbola yang digerakan oleh sebuah stick.
Tapi,game ini telah mendapatkan tempat tersendiri di hati para penggemarnya.Game ini telah bagiakan darah yang mengalir merasuki jiwa dan raga tubuh kita,membakar dan memompa semangat layaknya pertempuran ’45.Bahkan mereka menyebutkan game ini bagaikan zat adiktif didalam narkoba yang bisa membuat seseorang menjadi candu,menjadi ketagihan hingga mereka menghiraukan lingkungan disekeliling mereka, dan merasa hidup didunia sendiri.Tak jarang beberapa dari mereka telah terjangkit gejala sakau,gejala tingkat akut yang sangat berbahaya bagi dirinya sendiri
Sebelum tahun 2008 atau lebih tepatnya ketika saya duduk di bangku menengah pertama,secara tidak langsung saya diperkenalkan dengan ‘benda haram’ tersebut.Adalah teman saya yang merayu agar saya masuk ke ‘lubang maksiat’.Kala itu PS2 masih menjadi primadona banyak orang termasuk saya dan rental PS2 pun menjadi solusinya.Namun sayang di rental yang sering saya kunjungi,tidak menyediakan game yang kata teman saya menarik itu.Dalam hati saya berpikir ”Apa saya harus pergi ke toko game untuk membeli kaset game tersebut?”.Belum beranjak kaki ini melangkah “Tapi apa yang akan terjadi jika saya benar-benar memainkan sebuah game mainstream tersebut di rental?”.Pusat perhatian pasti.Ditertawakan mungkin.Tidak terbayangkan,saya membayar ribuan uang hanya akan menonton sebuah game saja.Sungguh tindakan yang cukup konyol.Berkat asumsi tersebut untuk sementara saya masih menjadi ‘orang yang bersih dari segala dosa’ meski tak bisa dipungkiri saya masih penasaran dengan ‘benda haram’ tersebut
Tahun 2010,saya benar-benar terjerumus di ‘lubang maksiat’ tersebut.Saat itu saya memasuki jenjang SMK dengan mengambil jurusan Teknik Komputer Jaringan.Namun itulah awal dari semuanya.Bak gayung bersambut,guna menunjang saya bermain game manager (maaf,maksudnya pendidikan) didatangkan lah sebuah seperangkat alat perang berupa PC dengan ‘fasilitas’ yang rendah untuk ukuran masa dimana telah masuk di abad 21.Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya dalam berburu game yang telah lebih dari 2 tahun menghantui pikiran dan hati saya.Dan pada akhirnya saya bertemu dengan ‘benda haram’ tersebut.Adalah PM 2009 yang sesuai dengan standard di PC saya sekaligus menjadi game manager pertama saya.Namun ‘hubungan’ saya dengan PM 2009 tak berlangsung lama.PM 2009 tidak mampu memenuhi hasrat saya secara pribadi.
Langkah awal saya dengan mengambil jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK ternyata tidak sia-sia.Ilmu di sekolah yang berhubungan dengan komputer khususnya internet memberikan angin segar bagi diri saya Dengan bantuan internet tersebutlah, saya hunting best of the best dari game manager.Dan menurut survey membuktikan Football Manager menjadi game terbaik dibidang strategi managerial.Sayang ‘fasilitas’ rendah di PC saya hanya dapat mempertemukan saya dengan Football Manager seri lawas,seri dimana Sport Interactive selaku developers berpisah dengan kawan lamanya,Eidos,seri dimana menjadi seri pertama dari Football Manager.Yak Football Manager 2005.
Beberapa bulan saya ‘bercumbu’ dengan game FM05 ini.Dari sore selepas pulang sekolah hingga malam,saya menghabiskan sisa 1 hari dengan ‘pdkt’ dengan ‘dia’.Sampai pada akhirnya saya kepincut dengan game Football Manager seri lainnya diakhir tahun 2010.Football Manager 2010,game manager yang sudah ditunjang grafis 3D membuat saya kesengsem untuk memainkannya,walaupun pada kenyataannya PC saya mungkin tidak akan kuat untuk si FM10 ini.Untungnya tak berselang lama,board menyetujui permintaan saya untuk mengupgrade ‘fasilitas’ PC saya.Hati senang pikiran tenang,mungkin begitulah perasaan saya waktu itu.Tepat di bulan Januari yang kebetulan transfer window sedang dibuka, saya pun bergegas berburu game Football Manager 2010 dan pada akhirnya saya sukses memainnkan FM10 *challenge accepted*.Dan sejak itulah saya rutin tiap tahunnya memainkan game Football Manager dengan seri terbarunya.
In Competition – Welcome To The Hell
Awal tahun 2011 menjadi awal dimana saya memulai petualangan sebenarnya di dunia manager.Setelah hanya menjalani ‘trial’ di FM05 kali ini saya menemukan tantangan yang sesungguhnya di FM10.This is real challenge bung. Hanya bermodalkan pengalaman ‘trial’ beberapa bulan di FM seri lawas dan pengalaman mengutak-atik formasi di game football versi action,saya akan mencoba peruntungannya sebagai manager.Dan PSIM,tim kebanggaan saya sejak kecil menjadi pelabuhan pertama saya di FM10.Tak banyak ide yang lahir dari otak saya waktu itu.Pengalaman minim saya di dunia kepelatihan membuat saya miskin akan inovasi-inovasi taktik.Ditambah FM10 ini bagaikan benda asing yang ada didepan mata saya.Mulai dari taktik,training,team talk,PPM,pengembangan pemain muda hingga yang berbau garfik macam kits,skin dll semua saya pelajari dari nol
Susah dan sangat susah.Itulah kata-kata yang terlontar dimulut saya ketika memainkan FM10.Kala itu saya benar-benar diuji menjadi manager yang sebenarnya.Tak kenal variasi taktik,tak kenal siapa pemain-pemain wonderkid,tak kenal juga cara memberi menu latihan yang baik bagi para pemain.Ditambah akademik saya yang buruk dibidang bahasa Inggris menambah ‘derita’ saya waktu itu.Dan feeling akhirnya yang menjadi dasar acuan saya mempelajari ‘game baru’ ini.Beruntung saya bermain di liga Indonesia,dimana saya dapat scouting pemain via televisi dan juga dapat menganalisa jalannya pertandingan tim-tim liga Indonesia.Untuk itulah berdasarkan cara ‘bodon’ ,saya pun menerapkan taktik 3-5-2 yang saya anggap tim-tim di Indonesia familiar dengan taktik seperti itu.Perlahan tapi pasti,ide-ide kreatif mulai muncul di otak saya,bagaikan air yang mengalir meski masih berdasarkan cara ‘bodon’.Dari taktik 3-5-2 bertransformasi ke 3-4-3.Dan dengan taktik itulah saya menorehkan berbagai sejarah di klub kebangaan wong Jogja yang sekaigus klub warisane simbah ini.Mulai promosi ke ISL,juara Copa Indonesia,Juara Super Copa Indonesia,Juara ISL hingga mengantarkan PSIM melaju ke perempat final ACL.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan,itulah kalimat yang pantas menggambarkan perjuangan saya di PSIM waktu itu.Tantangan maha besar,bak melewati tembok raksasa Tiongkok pernah saya hadapi.Suka duka juga sudah saya rasakan.Pengalaman minim saya dibidang manajer menjadi kendala besar waktu itu.Ditambah ‘fasilitas’ PC yang belum ‘modern’ menyulitkan saya untuk sharing dengan manager lain.Dan mencuri waktu ditengah padatnya rutinitas di sekolah menjadi solusi jitu mengatasi masalah tersebut.Sekali lagi jurusan TKJ benar-benar berandil besar dalam memperlancar karir saya di dunia manager.Betapa tidak dari pagi hingga sore saya disuguhi menu internet yang membuat saya semakin mudah mencari tambahan ilmu managerial saya.Tapi sayang fasilitas sekolah hanya dapat saya nikmati 2x seminggu,sehingga membuat saya harus memutar otak lebih keras agar manager newbie seperti saya dapat menjadi manager world class kedepannya
Belum usai kendala sebelumnya,muncul lagi kendala lain yang tak kalah pelik.Selain saya buta akan game ini,saya pun juga buta akan forum-forum di dunia FM.Jangankan bertanya di grup facebook seperti sekarang ini,untuk sekedar mengetahui informasi tentang forum FM luar pun saya tidak tahu.Tapi Yang Maha Kuasa mengabulkan doa umatnya yang telah berusaha keras.Dipertemukanlah saya dengan sebuah forum FM di Indonesia yaitu ”fmunity.com”.Remember it,FMLovers?.Ya forum tersebut menjadi tonggak awal saya berinteraksi dengan manager-manager lain diseluruh Indonesia sekaligus untuk menimba ilmu kepelatihan saya.Forum yang dulu menjadi primadona,menjadi bintang utamanya sekarang sudah mulai ditinggalkan,tergerus dengan perkembangan zaman.Selain itu ada nama FM Community dengan websitenya “fm-community.blogspot.com”.Blog yang terkenal karena si empunya jago editor dan taktik ini,juga berkontribusi besar dalam perkembangan wawasan saya di dunia FM.Sayangnya sang empu sudah jarang muncul,dan untuk blognya sekarang diambil alih oleh orang lain yang juga admin IDFM.Dua forum inilah yang membuka jalan saya ke forum-forum FM lainnya seperti Blognyafootballmanager,FM-Indo hingga merambah ke grup-grup facebook dan fanspage twitter.
Namun masalah tak usai disini.Seperti yang saya jelaskan sebelumnya,’fasilitas’ PC saya yang masih dikatakan ketinggalan zaman membuat saya kesulitan mengembangkan ilmu managerial saya meski telah didukung fasilitas sekolah + ditemukan forum-forum resmi FM.Otak saya pun dipaksa bekerja 2x lebih keras untuk menemukan solusinya.Pepatah yang mengatakan “semua tidak ada yang tidak mungkin disepakbola” ,selalu saya tanamkan di dalam hati saya.Dan benar saja,sejurus kemudian jalan keluar pun terlihat.Dibarengi dengan tekad yang bulat,ucapan “nawaitu” sebagai niat untuk menjadi manager handal,saya mencoba menyimpan beberapa artikel FM yang saya temui disekolah.Save Page As,itulah trik yang saya lakukan.Dengan melakukan save page as artikel,saya pun dapat membacanya lagi dirumah sekaligus menyimpannya.Dan pada akhirnya terbentuklah sebuah guide FM offline mini yang akan menjadi ‘guru’ saya di rumah
Guide FM offline tersebut,benar-benar mamberikan efek signifikan bagi kelangsungan karir saya.Dimulai dari yang bodoh dalam hal taktik,training,transfer hingga problem teknis FM,kali ini menjadi lebih paham.Dari yang mulai buta akan pemain wonderkid,kali ini menjadi lebih tahu siapa saja pemain-pemain yang berlabel wonderkid itu.
Kebanggaan menjadi seorang FMLovers
Meski belum sampai ke level sakau,tapi ‘benda haram’ ini telah menggerogoti hampir seluruh tubuh dan pikiran saya,level candu stadium puncak mungkin tepatnya
Kurang lebih sekitar 4 - 4,5 tahun saya terjerumus ke ‘lingkaran setan’ ini.Selama rentang waktu itulah sisa 1 hari saya ditiap sorenya,saya habiskan untuk mengkonsumsi ‘benda haram’ tersebut.Namun semua sudah terlambat,dokter telah memvonis saya telah mengalami kecanduan dengan ‘benda haram’ ini.Meski belum sampai ke level sakau,tapi ‘benda haram’ ini telah menggerogoti hampir seluruh tubuh dan pikiran saya,level candu stadium puncak mungkin tepatnya
Penyesalan mungkin tak akan mengubah masa lalu.Ibarat pepatah “siapa yang menanam dialah yang akan menuai”.Pepatah tersebut sangat tepat disematkan didiri saya,menanggung akibat yang saya lakukan selama ini.Mulai dari tidur tak nyenyak,makan mulai tidak teratur hingga buruknya hubungan sosial masyarakat menjadi akibat yang saya tanam selama 4 tahun terakhir.Beruntung dibidang akademik,saya kala itu masih bisa lulus SMK dgn nilai memuaskan meski H-3 masih mengkonsumsi ‘benda haram’ tersebut.
Namun meski secara kasat mata saya banyak menuai hal negatif tapi saya bangga,menjadi bagian dari keluarga yang pernah mencicipi ‘benda haram’ ini.Bangga karena saya mendapatkan pengetahuan lebih dari sebuah game sepakbola.Belajar mendalami sebuah taktik & strategi,menjadi lebih paham tentang detail kontrak transfer pemain hingga menjadi “sok tahu” tentang siapa-siapa saja pemain yang akan bersinar di masa depan.Bahkan secara tidak sengaja,saya belajar attitude menjadi seorang manager bagaimana menghadapi press,conference,pressure dll. Dari game ini pula lah saya menjadi lebih berani berdiskusi dengan orang lain tentang hal-hal yang berbau sepakbola.Game ini ibarat sebuah buku panduan yang didalamnya terdapat materi-materi lengkap yang berkaitan dengan sepakbola
FM itu telah merasuki relung hati saya yang terdalam.FM telah memberikan jati diri saya pribadi.FM juga lah yang membuat saya menjadi tambah dewasa.Tak hanya sekedar datang ke stadion,bernyanyi dengan chant rasis ataupun yang hanya ingin membuat onar,tapi melihat seksama jalannya pertandingan dan mencoba membuat analisa B|.Tak hanya sekedar menjadi penonton biasa,namun menjadi layaknya seorang manager papan atas yang menganalisis kelebihan dan kekurangan dari dua tim yang sedang bertanding.Tapi tak jarang sebuah cibiran datang menghampiri saya akibat dari saya melawan arus dengan memainkan game ‘cupu’ ini.Namun meski berbagai cemoohan datang silih berganti,sindiran senantiasa mengalir,namun saya tetap mencoba berusaha keep calm,saya anggap mereka hanya melakukan sebuah “psy war” yang berusaha menjatuhkan diri saya dan juga mencabut jati diri saya sebagai FMLovers
Sekian cerita singkat saya dengan ‘benda haram’ ini,ada kurangnya saya mohon maaf dan bila lebihnya mohon dikembalikan :D.Dan untuk kawan-kawan semua,bermain FM lah dengan rasa bangga,rasabangga menjadi s eorang FMLovers sejati.
0 Komentar