Konsep ini semakin populer di era sepakbola modern. Dari masa ke masa, perkembangan konsep pressing mengalami banyak perubahan (paling terutama ada pada intensitasnya). Anda bisa menemukan pressing mulai dari era AC Milan-nya Arrigo Sacchi dengan Corto Streco (Pendek Merapat), Borussia Dortmund-nya Jurgen Klopp dengan Gegenpressing (Counterpressing), Barcelonan-nya Pep Guardiola dengan 6 second rule, atau Jerman era Joachim Low.
Pressing merupakan salah satu alat paling mematikan dalam sepakbola modern. Pressing yang dikombinasikan dengan serangan cepat, merupakan kombinasi yang sangat efektif. Setelah tim anda berhasil merebut bola, secepat itu pula anda bisa lakukan serangan.
AC Milan lakukan pressing, Barcelona lakukan Pressing, Dortmund lakukan Pressing. Sepakbola modern berevolusi ke bentuk di mana Pressing Play semakin menemukan “rumahnya”.
Satu yg paling terkenal dari Pressing-nya Pep, adalah, “6 second rule”. Sebuah konsep yang bertujuan utama utk kembali menguasai bola dlm waktu sesingkat-singkatnya (setelah “kehilangan” bola). Dlm 6 detik, pemain diharapkan membentuk sebuah formasi Pressing. Pemain-pemain terdekat ke pemegang bola melakukan pressing, dengan harapan musuh melakukan kesalahan (mistake), sehingga, tim mampu kembali menguasai bola. Coba lihat partai la Liga 2008-2009, Barca 4-0 Valencia, atau, Barca 3-1 MU (Final UCL 2011), di partai-partai ini peraturan 6 detik dijalankan dgn coeiamoeik.
Oleh Klopp, konsep ini “disempurnakan” (mungkin lebih tepat bila saya sebut diekstremkan). Klopp berkata, saat terbaik untuk kembali merebut bola, adalah, saat tim kehilangan bola, karena, saat itu musuh baru mulai mikir, bola mau dikemanain. Klopp maunya, saat kehilangan bola itulah, 1-3 pemain terdekat langsung lakukan pressing (bisa dengan body-charge atau hard-tackle), dengan tujuan utama, merebut kembali bola dalam waktu sesingkat mungkin dan langsung lakukan serangan balik (counter attack) secepat mungkin. Gol pertama Henrikh Mkhitaryan ke gawang Arsenal (UCL 2013), jadi salah 1 contoh.
1.1. Lihat bagaimana pemain-pemain Dortmund dalam memposisikan diri. Ini jadi awal gol Dortmund ke gawang Arsenal. Sesaat setelah kehilangan bola, Reus dan Lewandowski langsung Closing Down Ramsey, kemudian bola diarahkan ke Miki yang berada di tengah.
1.2. Pressing pemain Dortmund di pertahanan sendiri.
1.3.Iniesta dikepung pemain-pemain Italia. Euro 2012
Gegenpressing. Begitu Klopp menyebutnya. Bahasa Inggrisnya, kira-kira, Counterpressing. Bisa diduga, gagasan utamanya, yaitu, pressing dan counter (attack) secepatnya. Sebuah gagasan untuk sesegera mungkin menekan musuh begitu tim kehilangan bola dan melakukan serangan dengan jumlah sentuhan seminim mungkin. Sebuah dasar pikir hardcore, disampaikan Klopp dalam wawancaranya, Vollgasveranstaltungen!! Yang bila diterjemahkan, artinya, kira-kira, tempo tinggi (high tempo) dengan semangat menang atau mati (soul), menekankan pada Passing, Speed, Attacking, dan Closing Down. Aje buset mah, si Klopp!!
Lantas, bagaimana kita bisa menerapkannya dalam FM? Mari kita diskusikan bersama.
Pressing sekali lagi merupakan senjata yang sangat efektif. Dan sangat membantu tim meraih kemenangan. Ini merupakan fakta, baik di dalam dunia nyata maupun FM. Di dalam pertandingan FM, Pressing yang intens membantu anda membuat lawan anda Nervous. Bahkan, tanpa lawan merasa nervous pun, Pressing forces them to make mistake.
Sebelum jauh berbicara bagaimana kita bisa merealisasikan Pressing dalam FM, anda perlu sadari, bahwa, Pressing adalah juga seperti taktik lain, memerlukan kriteria-kriteria agar si taktik berjalan sesuai rencana. Untuk memainkan Pressing, anda perlu pemain dengan attribute yang pas. Dengan Attribute yang sesuai, pressing lebih maksimal diterapkan. Untuk memainkan pressing anda perlu melakukannya sebagai sebuah sistem, sebagai sebuah unit.
Mari kita lihat beberapa screen shot yang saya ambil dari save saya. Dengan screen shot ini, saya berharap anda dapatkan gambaran awal, bagaimana Pressing bekerja sesuai instruksi.
2.1. Perhatikan D-Line Block Dortmund. Tinggi ke dalam pertahanan Madrid. Panah kuning merupakan kemungkinan arah Pressing. Kebetulan, dalam partai ini saya gunakan Assymetris (MR dan AML). Saya pikir, kombinasi Assymetric-Formation tambah instruksi konsep Pressing, memaksa Kiper Madid mengarahkan bola ke kanan. Di mana Ousmane berposisi awal lebih dalam. Tapi...... Lihat pada SS ke-dua dan tiga di bawah
2.2. Begitu Luka Glumac menerima bola, saat itu pula Ousmane menggunakan kecepatannya yang mengagumkan untuk lakukan Pressing. Lihat 2 kemungkinan Pressing lainnya yang sudah menunggu.
2.3. Jebret.... Ousmane mengambil alih bola dari kaki Glumac. Kebetulan, Glumac (bila anda ikuti tulisan saya https://ryantank100.wordpress.com/2014/06/08/analisa-pertandingan-yang-saya-lakukan-sebelum-selama-dan-sesudah-pertandingan/ anda bisa temukan analisa saya terhadap Luka Glumac) merupakan salah satu titik lemah dalam partai ini. Sangat logis bila saya mengincarnya.
3.1. Berikutnya, saya perlihatkan bagaimana Pressing bekerja di pertahanan. Bakkali MR Madrid mencoba eksploitasi sisi kiri pertahanan. Ada Balanta dan Benito di sana. Sesaat Bakkali Hold Up Ball untuk mencari alternatif lain. Bila anda lihat panah kuning, itu merupakan kemungkinan gerakan Defensive Movement pemain saya yang terdekat dengan posisi di mana bola berada. Perhatikan Narrow-nya positioning pemain. Bila anda analisa dan perhatikan Pressing-play (di mana pun), anda akan temukan bentuk penempatan posisi dan jaraj=k antar pemain yang sangat narrow.
3.2. Bakkali memberikan bola pada Meyer (RB) yang lakukan Run From Deep. Saat Meyer mendapatkan bola dan berusaha masuk kotak penalti, ini yang terjadi, Barreau, Oikonomopoulos, Benito, dan Balanta segera lakukan gerakan serentak (formasi Pressing) untuk menghentikan Meyer tanpa banyak cing-cong. Panah kuning merupakan indikasi arah Pressing.
3.3. Tidak ada tempat untuk bergerak. Empat pemain dengan Attribute mengagumkan mengepung seorang Meyer yang skill-nya pas-pasan (https://ryantank100.wordpress.com/2014/06/08/analisa-pertandingan-yang-saya-lakukan-sebelum-selama-dan-sesudah-pertandingan/). Sekali lagi, perhatikan bagaimana narrow nya positioning pemain Dortmund. Tidak ada ruang tersisa
4.1. Meyer menerima bola di dalam pertahanan Madrid. Pressing pemain Dortmund tidak memberikan banyak ruang, kecuali, pada Meyer yang lakukan comes deep to get ball sangat dalam. Tapi....... Lihat SS di bawah
4.2. Jonas Hoffman segera lakukan Pressing. Diikuti gerakan pemain lain Madrid yang berusaha mendekati Meyer untuk tawarkan opsi umpan. Tapi, pemain saya telah mengantisipasinya. Hoffman bergerak semakin dekat pada Meyer.
4.3. Meyer tidak punya banyak opsi. Hoffman semakin dekat, sementara semua pemain Madrid di dekatnya mendapatkan Pressing sangat ketat. Sehingga, untuk amannya (setidaknya menurut Meyer), ia lakukan umpan jauh ke ruang kosong di tengah. Ruang yang betul-betul kosong Haha..
4.4. Barbosa, striker Madrid berusaha turun menjemput bola, tapi, Oikonomospoulos telah mengantisipasinya. Interception. Segera dalam waktu singkat Dortmund menguasai bola.
Anda sudah lihat bagaimana pentingnya Pressing untuk pertahanan dan serangan. Pressing yang efektif, menjadi senjata mematikan bagi tim anda. Dari SS yang saya tampilkan di atas, anda akan berpikir wah Pressing harus saya terapkan nih, Pressing bisa membantu saya menang nih bro. Benar. Benar belaka semua pikiran seperti itu. Tapi, bro. Ada tapinya, nih. Seperti yang saya sampaikan di atas, Pressing merupakan sebuah gagasan, sebuah konsep, yang mana pada dasarnya Pressing merupakan sebuah usaha dalam merebut bola atau memaksa musuh kehilangan penguasaan bola. Dan pressing yang ideal, adalah, pressing yang dilakukan dari sebuah sistem, sebuah unit. Di sinilah letak kesulitan penerapan Pressing dalam FM.
Untuk mewujudkan Pressing yang maksimal, anda perlu menyerang. Dengan menyerang, secara natural, Defensive Line anda akan tinggi (jauh ke depan) yang mana memaksa musuh terkurung dalam area mereka sendiri. Bila anda press, lawan anda terpaksa memainkan bola di pertahanan meraka. Artinya banyak kesempatan serangan bisa anda lakukan. Tapi, bila tidak dilakukan dalam satu unit yang saling sambung-menyambung, Pressing hanya omong kosong belaka. Coklat rasa ta* kucing. Untuk membuat Pressing jadi sebuah coklat berasa coklat asli, anda harus lakukan Pressing sebagai sebuah unit. Untuk ini, singkatnya, anda perlu (salah satunya) Fluidity Very Fluid. Nah, sudah tau kan apa kriteria utama berhasilnya Fluidity-Very Fluid?
Di sisi lain, anda perlu instruksikan semua hal yang berhubungan dengan physical-play, macam higher tempo, Hassle Opponent, umpan cepat, dribble cepat, dan semua hal yang berhubungan dengan intensitas tinggi untuk mebuat musuh tertekan dan makin tertekan. Tau kan, untuk merealisasikan permainan sepert ini, jenis pemain apa yang anda butuhkan?
Sekedar info, bros. Saya berhasil memainkan strategi ini setelah 5-6 musim save. Saat itu, Reputation team sudah pada level atas (lihat pada inbox message ketika bursa taruhan merilis odd untuk urutan juara Liga Champions, bila anda berada pada peringkat satu, saat itulah Reputation team anda berada pada level teratas). Saya punya segalanya saat itu. Saya punya pemain belakang dengan Attacking Atrribute-combination yang super. Saya punya gelandang “pegulat” yang punya kecerdasan gelandang serang macam Wesley Schneijder. Saya punya gelandang serang dengan kemampuan Play Making dan kemampuan bertahan sekelas Daniel de Rossi. Dan, saya punya striker dengan tubuh kuat, besar, cepat, dan bisa diandalkan untuk turun bantu garis bertahan maupun lakukan Pressing pada bek lawan.
Ini yang buat Pressing saya berjalan sesuai instruksi. Ini yamg buat Pressing saya mengalir begitu enaknya. Ini yang buat saya berani memainkan senuah pola taktik Pressing berintensitas tinggi. Dan, saya butuh waktu bertahun-tahun untik mewujudkannya. Setelah 6 tahun baru saya bisa juara UCL. Pressing Play sangat membantu saya mewujudkannya.
Tapi, tanpa pemain sekaliber Dortmund dalam save saya, anda juga masih bisa terapkan taktik ini dalam tim anda. Bedanya, adalah, (1) anda butuh waktu lebih lama sebelum jiwa Pressing merasuk dalam tim anda, (2) level Pressing tidak akan sekaliber Dortmund dalam SS yang saya tampilkan di atas. Lebih jelasnya, mari kita lihat bagaimana saya coba install taktik ini pada TSV 1860 Munich dalam save saya yang lain dalam Germany Second Division.
5. Anda lihat positioning pemain saya (TSV 1860 berbaju Biru Muda). Dari positioning dalam SS, anda bisa evaluasi apakah Pressing High D-lIne yang anda rencanakan dilaksanakan oleh pemain. Dari SS ini, saya bisa katakan, Push Higher Up dan positioning pemain sudah memuaskan (mengingat familiarity tactic yang masih jauh).
6.1. Pressing high up field. Lihat penempatan posisi pemain-pemain TSV. Ini indikasi awal yang bagus untuk Pressing Play.
6.2 Pressing dilakukan. Tapi, intensitas dan konsistensi Pressing yang diambil tidak membuat Paderborn kehilangan ruang dan arah permainan. Hasilnya, Strohdiek berhasil menemukan jalan untuk keluar dari tekanan.
6.3. Ziegler berusaha keluar dari tekanan di daerah sendiri, dengan lakukan Run with Ball. Lihat posisi Bierofka yang sia-sia. Ini yang saya sebut Pressing dilakukan tapi efektifitasnya belum tercapai maksimal. Stahl yang berada paling dekat untuk one on one dengan Ziegler lakukan covering. Di sinilah momennya anda akan melihat Gegenpressing ditampilkan.
6.4. Stahl berhasil mempress ZIegler. Stahl lantas merebut penguasaan bola. Anda lihat betapa bebasnya Osako. Dalam konsep Gegenpressing, pemain dituntut lakukan tekanan secepatnya, merebut bola secepatnya, dan lakukan serangan balik secepatnya. Jurgen Klopp menyebutnya Heavy Metal style of play. Segera setalh merebut bola, Stahl alirkan bola pada Osako yang bebas.
6.5. Gegenpressing.... Stahl merebut bola di dalam pertahanan musuh, secepatnya, setelah itu, ia alirkan bola ke depan. Osako berdiri bebas one on one dengan Kiper. Clear Cut Chance (CCC) di depan mata.
6.6. How did he manage to miss that? Ini yang saya sebut Gegenpressing dijalankan tapi tidak sempurna. Saya membayangkan, dalam momen ini, bila Lewandowski atau Mohemmed Ousmane (dari save Dortmund saya yang terakhir) yang berada dalam posisi Osako, sangat mungkin kejadiannya akan lain.
Ini yang saya maksud dengan anda harus menonton pertandingan. Tidak bisa tidak. Anda harus pantau, analisa, dan evaluasi. Dalam partai ini, di kandang sendiri, saya kalah 0-1. Tapi, dari banyak momen, saya melihat Gegenpressing sudah coba dilakukan pemain, walaupun hasil akhirnya masih jauh dari harapan. Apa artinya? Artinya, saya harus berikan waktu lebih banyak bagi pemain anda untuk fit dengan konsep ini. Selamat sore. #salamFM#
Ryantank100,
8 Komentar
Untuk pressing (termasuk juga taktik yang lain), match training cuma faktor pendukung. Kalau kebetulan bermain menggunakan tim yg Reputation mid-low, match training disesuaikan dengan kekuatan musuh. Misalnya, ketemu tim yg lebih kuat bisa di-set ke Defending-Defensive movement...
utk kesuksesan pressing sendiri, yg paling menentukan adalah attribute pemain. dalam hal ini, Anticipation, Decision, Workrate, Team Work, Stamina, Aggresion. Kalau punya Determination dan Quickness bagus akan sangat membantu... Reputation Team juga pegang peranan besar. Tim kecil (apalagi sangat kecil) bermain pressing menghadapi tim besar, sangat kurang logis diterapkan.
Untuk Team Instruction Counterpressing, prinsipnya sprt yg saya tulis dlm artikel. Utk lebih detailnya begini :
(yg terhubung lgsg ke pressing itu sendiri) Push Higher Up, Hassle Opponent, Tight Marking, dan Higher Tempo. Bisa tambahkan stay on feet atau get stuck in...
(yg juga penting untuk mendukung jalannya counterpressing) Pass into space dan roam from position.
(yg terakhir) Untuk membantu menjaga jarak antar pemain supaya gak terlalu jauh Retain Possesion, short pass, run at defense, play out of defense.
htttp://www.suzukisoloraya.com
Dgn sy asumsikan training dan morale-motivation management ud ideal, yg perlu kita ketahui sblmnya adlh formasi, role duty dan TI yang dipakai bgmn??
Dalam menentukan taktik khususnya menerapkan instruksi tim "Push Higher Up" memerlukan pertimbangan dgn melihat striker lawan apakah memiliki atribut pace yg lebih dari pemain defender kita. Karena ketika menggunakan atribut ini tanpa mempertimbangkan kecepatan striker lawan yg lebih daripemain defender kita, bisa berakibat fatal ketika kita menghadapi tim dengan passing dirrect terutama yg berasal dari Deep Lying Playmaker atau wing back lawan yang bisa membuat para defender kita kalah cepat dalam mengejar bola...